Selasa, 28 Juli 2009

Dua Puluh Dua di Pundak

Dulu Ganteng, cekingPenuh rasa cinta dah bahagiaKemudian bertambah menjadi tigaBahagiaKemudian bertamabah menjadi kami ber empatKini ganteng, ceking Sudah pergi, sudah seperti mak-mak/ Bapak-bapakKadang sakit seperti kakek, enek-enek..Masuk angin.. capek-capekEmpat sudah pergi satu persiapan diri Tingal tiga.. Tiga pergi lagi satu persiapan diri untuk diri Tinggal dua, Ternyata dua kembali dua, karena tiga empat persiapan dirinya Untuk hari tuanya.. mudah-mudahan ingat orang tua duapundak-pundak amanah Tuhan yang kuasamenghadap Tuhan Allah Yang maha Kuasadua puluh dua masa sudah, Semoga Alah Memberikan Rahmat sehat amanah rajin abadah dan rezeki murahBkl, 19 Julu 2009zen Chaniago

begitu berat begitu berlalu

Begitu berat begitu sudah berlalu

Min pukul 23:42
Dulu wak tu aku di kantor diwajibkan Memakai jas , semuanya gagah dan mengagumkanApa itu acara pelantikan naik jabatanAtau menghadiri undangan atasanSekarang begitu berat rasanyaMemakainya, karena aku bukan pejabat dan bukan atasanBila aku melihat pada bungkusan jas yang ada di almari pakain ituAku teringat masa aku pejabat dulu, tapi kini aku bukan pejabat bukan dikantoran lagiMasa sudah berlalu.. Hari ku begitu tinggiNamun aku memakai Jas itu bila ada kondanganDi hari Sabtu atau hari Minggu..Kadang aku malu,, orang pakai Batik atau pakaian baju Koko namun akuRindu pakai Jas.. tapiBegi tu berat Hanya rasaHanya ada maluHanya rasa, rasaHanya malu. MaluNamun masa sudah berlaluZen chaniago, 27 Juli 2009

Sabtu, 25 Juli 2009

foto kalimantan

Tawa Dalam Tangis

Tawa Dalam Tangisan
Masa itu cukup panjang
Cukup menyenangkan jika dikenang
Entah itu siang atau malam
Kadang bantal ikut bicara
Cangkir kopi juga ikut nimrung bercerita
Ya masa itu..

Badan cukup panjang
Sakit-sakit sering menjinguk
Dan mapir..
Kadang- kadang dia mampir berhari-hari
Berminggu-minggu bahkan bulanan

Dalam sakit-sakitan
Hanya bantal yang setia
Semuanya suda sirna diujung mata
Di ujung sukma
Hanya tinggal dendam dan siksa
Air mata pun mengejek untuk apa
Untuk menangis..
Tertawalah.. agar sakit-sakitan sirna
Zen Balaijanggo, 24-07-09